kemapanan

Terlibat percakapn yg menarik dengan seorang teman.. dia menceritakan masalahnya.. masalah yang dihadapi, ternyata masalahnya itu sama dengan yg sedang dihadapi teman saya yg lain,..

kenapa semuanya mesti pake ukuran kalian, ukuran manusia ukuran yg hanya terbatas pada pikiran dan logika2 yg gak ada ketetapan pasti, coba kamu bandingkan ukuran2 yg kalian punya dengan ukuran orang lain pasti berbeda, karena ukuran itu relatif .. kalian hanya melihat apa yg bisa kalian lihat, kalian hanya meraba apa yang hanya bisa kalian raba, kalian hanya mendengar apa yang kalian dengar.
Ukuran dan standar kemapanan yang kalian pake gak bisa diterapkan mungkin malah terlalu tinggi buat orang lain, itukah ketakutan kalian ketika laki2 kalian mengajak menikah, ..? sempit sekali ternyata pikiran kalian itu, kalian belum memahami konsep "pintu rizki akan terbuka ketika sudah menikah", dari cerita kalian aku tahu laki2 kalian bukanla seorang gelandangan, bukan pula seorang yg gak berpendidikan dan seorang penganggur, semuanya orang yg berkecukupan klo dilihat dari kacamata aku, aku bingung standar apa yg kalian pakai..? ukuran2 yg semu, apa kalian memang gak pandai bersyukur dengan apa yg kalian punya..

disela percakapan aku cukup tercengang dan kaget dengan kalimat2 yg sama persis kalian ucapkan "kayanya laki gw mending balik lagi aja sama mantannya" yg satu lagi bilang "gw ikhlas klo dia menemukan wanita lain"...

heiii kalian..!!! *sambil nampar pipi kalian satu2 biar sadar
ternyta cuman segitu doang isi kepala kalian, kalian gak mau pertahanin hub. itu cuma karena belum menemukan kemapanan yang aku lihat kemapanan dalam hal ekonomi, coba cara paling sederhana turunkan standar kalian dalam bidang ekonomi, toh tujuan utama pernikahan adalah untuk beribadah dan menyempurnakan separuh Din, bukan untuk memperkaya diri, yakinkan diri kalian kalian akan menghabiskan sisa hidup kalian dengan orang yg kalian sangat cintai, bukankah itu sangat indah, kalian akan berada di samping laki2 kalian di saat senang dan susah, dengan demikian perkawinan kalian akan terjaga apabila dilandasi oleh cinta. Coba bayangkan klo kalian menikah bukan atas nama cinta, tetapi hanya berdasarkan "kemapanan" yang selalu kalian agung2kan itu, apakah ada jaminan "kemapanan" itu akan bertahan lama, akan abadi, dan apakah jika "kemapanan" itu telah hilang kalian masih mau berada di samping laki2 tersebut ketika alasan kalian menikahi dia sudah tidak ada..?

sekali lagi jangan terpaku dengan ukuran2 yg kita punya, percayalah Allah maha mengetahui apa yg terbaik buat kita, dan jangan lah merasa takut apabila menikah kelak kita gak bisa makan, gak punya apa2,, percayalah pada janji Allah :
Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui". [An-Nur : 32]
nasihat dari gw, pertahankanlah hubungan kalian yg didasari oleh cinta itu, sudh bertahun2 kalian menjalin cinta sangat disayangkan apabila harus diakhiri krn pikiran2 sempit tadi.. hilangkanlah keraguan, fahami konsep kemapanan yg diajarkan oleh Allah dan RasulNya bukan hanya konsep kemapanan yang ada di pikiran kita,
teruslah berdoa dan berusaha and God will take care of the rest

nb: gw masih di sini kapan pun kalian butuh pendapat dan encouragement
3 Responses
  1. indri Says:

    hmmm...
    dari segi ideal nasehat tentu gw akan setuju dengan kata2 anda..
    tapi,
    perkawinan tidak hanya masalah cinta, ini juga tentang tanggung jawab, saling menghormati dan saling mengisi.
    dan laki-laki adalah Imam, yang lebih bertanggung jawab atas perkawinan itu sendiri. wanita hanya pengikut.
    jadi kalau memang belum siap karena takut akan membuat calon istri menderita, tunggu. tanggung jawab yang diemban dalam perkawinan jauh lebih besar daripada hanya dalam pernikahannya.. dan tanggung jawab itu akan bertambah besar dan besar. butuh kecerdasan moral dan material untuk menyikapinya..


  2. theSunan Says:

    iya.. saya sependapat, perkawinan gak hanya masalah cinta.. saya juga gak akan menikah hnya bermodal cinta saja.. cuman kadang kta terlalu terpaku dengan ukuran2 yg kita buat sendiri.. ukuran2 duniawi.. ukuran2 materi.. sangat disayangkan ketika 2 orang yg saling mencintai harus berpisah karena ukuran2 itu, yg satu merasa sanggup menfkahi, dan yg satu merasa pasangannya gak akan mampu menafkahi...


  3. Anonymous Says:

    hello... hapi blogging... have a nice day! just visiting here....