Selendang Pelangi Selendang Pelangi by Toeti Heraty


My rating: 4 of 5 stars
Kepada Cintaku
Di Bumi Allah

Apa kabar Cinta, Semalam kau ada di sini, tebarkan lagi keharuman sepucuk mawar kuning yang hampir mati. Kuncup-kuncup layu merekah sesaat, terimakasih. Seperti haus yang dikenyangkan oleh seteguk air. Wajahku merona semu, hatiku tetap biru. Kau hanya datang lewat mimpi, namun ingatan tentang mimpi itu masih terbayang sampai sekarang. Hidup adalah bagian terbaik dari mati dan Kau adalah bagian terbaik dari mimpi . Tak setiap malam kau mampir ke dalam mimpiku, ketika kau datang hanya sebentar kau mampir, Kau menemuiku bagai cahaya yang melesat , seketika alam di sekitarku padam, aku telah kehilangan waktu untuk abai padamu.
Aku ingin selalu tidur, terpejam dikala malam tiba, namun Lihatlah, malam tidak lagi membuatku terpejam, siang tak lagi membuatku bekerja, pikiranku asyik melukis rasa dada, mata redup tanpa cahaya, dunia tak berarti apa-apa.
Aku selalu terjaga di kala malam tiba, Aku berjaga dengan segelas kopi, oh, siapa tau engkau menyapaku, harapan menusuk hati, benar nyeri. Nyatanya. Aku sendiri taklah mungkin kembali. Semua harus berlalu dan kembali dalam wajah malam. Lalu gerimis mendinginkan luka, membikin bayangan memantul galau di genangan gelas kopi. Dalam riuh angin, sunyi pun di hati, hingga gerimis henti: ingatan membuatku lunglai. Sampai kini, aku masih merasa kau milikku sendiri.

Cintaa,
Andai saja bisa Aku ingin menjadi malam semalam saja supaya dapat kudatangi rumahmu, kuselimuti kau dalam lelap tidurmu dan kukunjungi mimpimu, kuingin tahu, adakah aku di situ. Dan ketika kau buka matamu aku mungkin sudah tiada. Hanya cinta yang membuatmu merasa bahwa aku pernah dan akan selalu ada .

Cintaa,
Bertahun-tahun kita bersama selalu ada cerita indah, Setelah kau pergi, kau terus merampas hatiku, bahkan setelah aku membebaskan mereka menembus kulitku, membuat bekas yang tandus oleh waktu, kau tumbuh kian ganas di nafasku. Dan aku hangus dalam amarah tak putus asamu.
Cinta.. Andai aku bisa memutar waktu dan jika boleh mencintai dengan sungguh, tanpa takut kelak terluka, pastilah sempurna hatiku, jika dapat dicintai sepenuh hati, tanpa membuat terikat seinci, tentulah jiwaku hidup merdeka.

Oooh Cinta
Selalu Ada rasa tentram di setiap ingatan cemas padamu, adakah bayanganku yang tak bergerak di gigir tubuhmu yang rimbun cendawan dan jamur waktu. Dalam jarak dan jalan kusam yang menyatuni helaan nafasku, cemas menepi, diluar jaga didalam angin yang menolak bau tubuhmu. Andai saja engkau tau saat ini aku dipenuhi dengan kerinduan, Aku ingin melukis wajahmu yang temaram dengan kuasku yang menggeletar rindu. Di kanvas langit yang memerah akan kubingkai dengan mega senja dan kugantungkan di dinding redup bumi, Aku ingin melukismu di kanvas hatiku.

Cintaa..
Di Tengah cinta yang luas ini mengapa rasa takut menjangkauku dadaku berdarah dan gemetar tetapi orang-orang menganggapnya CAHAYA. Dengan mata haus kejelasan mereka berbondong-bondong memandangi CAHAYA. Kini yang kupunya rasa malu dan luka-luka ini di atas bumi yang bebas, jiwaku mengapa setiap jalan dipenuhi kerinduan, aku bahkan tak dapat menjangkau DIRIMU yang menerimaku sebagai kegelapan

Cintaa..
Percayalah, tidak ada yang berubah dalam hari-hariku. Aku masih orang yang sama yang menunggu kehadiranmu, masih berharap kamu segera datang menyapa aku, menemani kesepian dan kesendirianku, dan bilang kamu bersedia apabila aku meminangmu. Didalam penantianku akan ku tanam pokok-pokok melati di hatiku dan kuantar bunga-bunganya kepada hatimu

Selamat UlangTahun dan Valentine

Kuningan 10 Februari 2010

Jodoh CIntamu




----------------------------------------------------------------


gara2 review dari Indri dan Panda saya jadi tertarik baca buku ini.. mo menyelami puisi2 di dalam buku ini dan membiarkan diri ini tertohok, atau lebih tepatnya "kasuat2" ahahha

sebuah surat buat Cinta.. kalo ada yg ketemu sama si Cinta, tolong sampaikan surat ini, makasih.. :D
catatan yg pake font italic adalah puisi yang saya kutip dari buku ini.

kesimpulan saya setelah membaca buku ini adalah, tidak ada kesimpulan, review ini hanya wujud kerinduan kebosanan saya saja, saya hanya menuliskan What I learned from this book yaitu puisi ini bisa dibuat jadi surat. (ini termasuk kesimpulan bukan sih.?)
terima kasih.


View all my reviews >>